Bachelor of Elementary School Teacher Education

Urgensi Kemampuan Penilaian Apresiasi Puisi bagi Guru di Sekolah Dasar

Rukayah, Joko Daryanto, Tri Budiharto, Siti Wahyuningsih, Waraningtyas Palupi
Dosen PGSD dan Dosen PGPAUD FKIP UNS

Pembelajaran apresiasi puisi memuat materi yang disusun guna mencapai tujuan agar siswa lebih mengenal, memahami, menghayati kepribadian, sikap, wawasan, serta peningkatan pengetahuan dan kemampuan berkomunikasi maupun berbahasa (Habibi et al., 2019; Nurgiyantoro, 2010; Setyaningsih, 2010). Pembelajaran apresiasi puisi disajikan dalam pembelajaran sastra di sekolah dasar. Sesuai dengan Kurikulum 2013 bahwa apresiasi puisi bertujuan mengali dan mengembangkan representasi perasaan dalam bentuk ekspersif dan imajinasi siswa (binti Bachtiar, 2016). Apresiasi puisi merupakan bentuk seni yang bersifat apresiatif sehingga pembelajaran puisi idealnya lebih ditekankan pada segi apresiasinya.
Pembelajaran apresiasi puisi memiliki beberapa fungsi yang berarti bagi kehidupan siswa. Puisi tidak hanya berfungsi menghibur, tetapi juga mendidik siswa untuk berkarakter (Anggraini et al., 2021; Niswah, 2015; Pratiwi & Maspuroh, 2019). Melalui apresiasi puisi, siswa akan lebih mendalam dalam menggali makna puisi, tidak hanya dari apa yang tersurat, melainkan dari yang tersirat. Apresiasi puisi sangat efektif untuk melatih kepekaan siswa dalam memaknai keindahan melalui baris-baris puisi (Harsanti, 2017; Puspita et al., 2019). Dengan demikian, maka pembelajaran apresiasi puisi di SD memiliki peran strategis baik dalam membelajarkan sastra sekaligus dalam implementasi pendidikan karakter siswa di SD.
Studi awal tim pengabdian di sekolah dasar daerah Kota Surakarta menemukan adanya kesulitan para guru dalam menyusun instrumen penilaian apresiasi puisi di sekolah dasar. Para guru SD Negeri Laweyan masih mengalami kesulitan dalam mengembangkan instrumen penilaian apresiasi puisi di SD. Terlebih lagi saat ini pembelajaran dilaksanakan secara daring sehingga perlu penyesuaian dalam sistem pengajaran maupun penilaian. Hasil dokumentasi yang dilakukan menemukan bahwa para guru menggunakan instrumen penilaian yang tersedia dari LKS atau sumber lain yang kurang dapat mengukur kemampuan apresiasi siswa terhadap puisi. Para guru memerlukan pelatihan tentang penyusunan instrumen penilaian apresiasi puisi dan implementasinya dalam pembelajaran daring di sekolah dasar.
Permasalahan yang dialami oleh para guru antara lain bahwa para guru SD mengalami kesulitan dalam menyusun instrumen penilaian apresiasi puisi bagi siswa SD. Selain itu, minimnya sumber daya yang ada seperti misalnya sumber buku referensi tentang penilaian apresiasi puisi belum tersedia, sehingga para guru belum terampil dalam menyusun instrumen penilaian apresiasi puisi. Temuan dokumentasi menunjukkan bahwa selama ini penilaian apresiasi puisi dilakukan dengan menggunakan instrumen apresiasi puisi yang belum secara khusus untuk SD. Pembelajaran daring yang diterapkan Kota Surakarta mengakibatkan para guru harus menerapkan pembelajaran daring. Para guru belum siap menerapkan pembelajaran secara daring. Pelaksanaan evaluasi termasuk pembelajaran apresiasi puisi juga mengalami kesulitan. Pengelolaan pengajaran dan evaluasi pembelajaran belum maksimal. Pelaksanaan evaluasi apresiasi puisi dalam pelaksanaan pembelajaran secara daring saat ini belum efektif. Temuan di lapangan menunjukkan bahwa perlunya peningkatan kemampuan para guru dalam Menyusun instrument penilaian apresiasi puisi di sekolah dasar.