Oleh: Retno Winarni, St Y Slamet, Jenny IS Poerwanti, M Ismail Sriyanto, Septi Yulisetiani
Ragam teks yang dihasilkan dari menulis kreatif dapat berbentuk puisi. Puisi merupakan salah satu bentuk karya sastra sebagai ekspresi dari pengalaman imajinatif dari manusia (Mabruri, 2020). Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menulis puisi, seperti perlunya memperhatikan judul yang unik, pemilihan kata kunci dalam puisi, penggunaan makna konotatif atau pemakaian majas, parafrase puisi, membentuk kesatuan dalam satu unit, dan tafsiran puisi yang benar (Widianto, 2019; Esten, 1987). Berkaitan dengan itu, pencapaian kompetensi menulis kreatif dapat diukur berdasarkan indikator pembelajarannya, yakni siswa mampu menulis puisi yang berisi gagasan sendiri dengan menampilkan pilihan kata yang tepat dan rima yang menarik untuk menyampaikan maksud/ide (Depdiknas, 2006). Demi mencapai pada kompetensi ini, maka para guru sebaiknya dapat melatih siswa dalam menulis puisi, terlebih lagi puisi sarat akan makna dan amanat bermuatan Pendidikan karakter.
Sebagai bagian dari sastra menulis kreatif berupa puisi sangat dekat muatan pendidikan karakter. Pendidikan karakter merupakan proses menanamkan nilai-nilai kebaikan pada peserta didik yang berperan penting dalam mewujudkan generasi masa depan yang berguna bagi bangsa dan negara yang memiliki sifat tanggung jawab, kreatif, inovatif (Julaeha, 2019; Munawwaroh, 2019). Pendidikan karakter dapat disampaikan melalui media berupa sastra. Psikologi sastra dapat digunakan untuk memahami Pendidikan karakter yang terkandung dalam karya yang dibaca siswa (Fatah et al., 2018). Penelitian terdahulu telah banyak yang melaporkan adanya peran sastra dalam menumbuhkan dalam pendidikan karakter pada anak (Sukirman, 2021; Juanda, 2019; Nugrahani, 2017; Rondiyah et al., 2017). Karya sastra sebagai hasil kreatif manusia memuat unsur kreatif di dalamnya berlandaskan permasalahan yang ada di dunia nyata (Saputri & Laeliyah, 2021) sehingga muatan nilai-nilai yang ditanamkan lebih dekat dengan kehidupan siswa.
Pembelajaran puisi di sekolah dasar dalam hal pencapaian hasil belajar tidak hanya menyentuh aspek kognitif dan psikomotor, melainkan sebagai alternatif dalam penanaman Pendidikan karakter secara integratif melalui puisi itu sendiri. Nilai-nilai karakter berwawasan kearifan lokal sangat relevan dengan penguatan pendidikan karakter di sekolah-sekolah. Kearifan lokal pada kelompok masyarakat di Indonesia banyak mengandung nilai luhur budaya bangsa yang masih kuat menjadi identitas karakter anggota masyarakatnya (Priyatna, 2017).
Temuan di lapangan menunjukkan bahwa implementasi nilai-nilai karakter berwawasan kearifan lokal belum maksimal, khususnya di dalam pembelajaran Bahasa Indonesia (Julistiyana & Widiastuti, 2020; Joyo, 2018). Padahal pada era globalisasi dengan pergerakan informasi yang begitu cepat melalui teknologi memerlukan adanya kecerdasan dan kreativitas untuk memanfaatkan dan mengemas nilai-nilai kearifan lokal melalui pembelajaran Bahasa di sekolah dasar (Disi & Hartati, 2018). Temuan peneliti terdahulu ini mengindikasikan bahwa
calon guru di sekolah dasar perlu dibekali dengan keterampilan dalam menulis puisi yang bermuatan Pendidikan karakter berwawasan kearifan lokal.