Bachelor of Elementary School Teacher Education

PENDEKATAN STEAM BAGI GURU SEKOLAH DASAR

Oleh :
Dr. Idam Ragil WA, S.Pd, M.Si, Roy Ardiansyah, M.Pd, Dwi Yuniasih Saputri, M.Pd.,. Drs. Hadi Mulyono, M.Pd, Fadhil Purnama Adi SH.,MH

Science, Technology, Engineering, Arts dan Mathematics (STEAM) merupakan salah satu pendekatan pendidikan yang menggunakan kelima ilmu (pengetahuan, teknologi, teknik, seni dan matematika) secara komprehensif sebagai pola pemecahan masalah. Kombinasi lebih dari satu subjek dalam STEAM dan kegunaannya dalam seni, lingkungan pembelajaran yang kolaboratif dan process based learning, fokus pada hal-hal yang terjadi di kehidupan. Inti dari pembelajaran STEAM yaitu menjadikan pembelajar lebih kreatif dalam menemukan solusi masalah. Indonesia perlu menanamkan pendidikan ekonomi berbasis sains dan teknologi sejak dini dalam rangka mengakselerasi era digitalisasi bidang pendidikan. Melalui pendidikan ekonomi berbasis sains dan teknologi maka diharapkan mampu memberdayakan berkarakter dan berbudi pekerti yang baik dan kuat, memiliki kemauan untuk maju dan berkembang, serta memiliki nalar keilmuan.
Pada metode STEAM guru/dosen bertindak sebagai fasilitator dan siswa sebagai pusat/sentral dari proses pembelajaran, baik di dalam atau di luar kelas. Pendekatan STEAM mengedepankan pembelajaran kolaboratif, mengajarkan ilmu sains, teknologi, teknik, dan matematika secara terpadu dengan menambahkan unsur seni dalam kegiatan pembelajarannya. Pembelajaran dengan pendekatan STEAM merupakan pembelajaran kontekstual, yaitu peserta didik diajak memahami fenomena-fenomena yang terjadi di kehidupan sehari-hari dan dekat dengan dirinya (Yakman, 2008; 2012). Guy (2012) mengemukakan bahwa mengintegrasikan unsur-unsur STEAM dalam pembelajaran dapat mendorong peserta didik untuk mencari keterkaitan dari satu dengan yang lain. Pendekatan STEAM mengarahkan peserta didik untuk memiliki beberapa keterampilan yaitu keterampilan pemecahan masalah, keterampilan berpikir kritis dan keterampilan kolaborasi (Messier, 2015). Masing-masing disiplin ilmu pengetahuan dalam pendekatan STEAM dapat dijelaskan sebagai berikut: Science merupakan studi tentang alam untuk memperoleh pengetahuan berupa fakta, konsep, prinsip, dan hukum melalui kegiatan observasi dan penelitian (Erdil et al, 2006; Dugger 2011).Technology merupakan sarana penerapan ilmu pengetahuan untuk menciptakan barang- barang agar dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan manusia (Dugger dan National Academy of Science, 2011). Engineering merupakan studi tentang cara mendesain dan mengkreasikan teknologi sebagai wujud pengaplikasian pengetahuan dan proses penyelesaian masalah (Engineering Council, 1998; Andrew & Clark, 2012). Arts merupakan subjek pembelajaran yang berfokus pada proses dan produk dari kreativitas manusia dan kehidupan sosial (Oxford American Dictionary). Mathematics merupakan studi tentang hubungan diantara kuantitas, angka, bentuk, dan ruang (Dugger, 2011).
Pembelajaran menggunakan pendekatan STEAM merupakan salah satu terobosan bagi pendidikan di Indonesia yang berupaya mengembangkan kemampuan untuk menciptakan ekonomi berbasis sains dan teknologi. Melalui STEAM pendidik juga dapat mengajak siswa untuk berpikir secara komprehensif dengan pola pemecahan masalah yang berdasarkan lima aspek dalam STEAM yang bertujuan untuk mengajarkan siswa berpikir kritis dan memiliki teknik atau desain untuk memecahkan masalah. Guru sekolah dasar perlu menguasai 4 kompetensi yaitu sosial, kepribadian, paedagogik dan profesional. Melalui kelebihan dan karakteristik yang dimiliki pendekatan STEAM, diharapkan dapat meningkatkan kompetensi paedagogik dan profesional guru SD.
Pembelajaran menggunakan STEM menjawab tantangan abad 21 yang menuntut manusia memiliki manejemen informasi, belajar dan berinovasi, berkarir dan memiliki kesadaran global, serta berkarakter untuk memenuhi tingginya permintaan pasar terkait produk yang berbasis sains dan keterampilan teknologi. Di era teknologi milenial mendidik generasi penerus bangsa bukan menjadi hambatan. Kemajuan teknologi khususnya era digitaliasasi dunia pendidikan justru menjadi media bagi pendidik (guru/dosen) dan lembaga pendidikan dalam menyiapkan generasi masa depan. Pendidikan menjawab tantangan zaman sehingga dapat melahirkan anak-anak yang dapat beradaptasi dengan perkembangan zaman (pengetahuan dan teknologi), namun tetap menjaga nilai-nilai moral yang luhur di masyarakat dan sesuai dengan tujuan pendidikan nasional.
Tujuan Pendidikan Nasional yakni mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya. Udanng-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Pendidikan Nasional, jabatan guru sebagai pendidik merupakan jabatan profesional. Untuk itu profesionalisme guru dituntut agar terus berkembang sesuai dengan perkembangan jaman dan ilmu pengetahuan. Kebutuhan sumber daya manusia yang berkualitas dan memiliki kapabilitas untuk mampu bersaing baik di forum regional, nasional maupun internasional.
Sebagai tenaga profesional, guru dituntut memvalidasi ilmunya, baik melalui belajar sendiri maupun melalui program pembinaan dan pengembangan yang dilembagakan oleh pemerintah atau masyarakat. Pembinaan merupakan upaya peningkatan profesionalisme guru yang dapat dilakukan melalui kegiatan seminar, pelatihan, dan pendidikan. Penerapkan pendekatan STEAM dalam proses pembelajaran di sekolah dasar diharapkan dapat meningkatkan kompetensi paedagogik dalam hal keterampilan mengajar guru, dan kompetensi profesional guru terutama dalam menguasi konsep materi pembelajaran guna mengakselerasi era digitalisasi di bidang pendidikan. Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2007 tentang standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru diungkapkan bahwa kompetensi pedagogik dan professional guru SD terdiri dari beberapa aspek.
Terdapat beberapa aspek yang dapat ditingkatkan pada kompetensi profesional dan paedagogik melalui penerapan metode STEAM yang sesuai untuk mengakselerasi era digitalisasi bidang pendidikan. Pada kompetensi paedagogik diantaranya: 1) aspek menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik dengan indikator guru mampu Menerapkan berbagai pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran yang mendidik secara kreatif dalam lima mata pelajaran SD/MI; 2) aspek menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik dengan indikator menyusun rancangan pembelajaran yang lengkap, baik untuk kegiatan di dalam kelas, laboratorium, maupun lapangan; 3) aspek memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan pembelajaran dengan indikator memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran. Pada kompetensi profesional aspek yang dapat ditingkatkan meliputi: 1) menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu pada 5 mata pelajaran utama SD, 2) aspek mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif; 3) aspek memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi dan mengembangkan diri dengan indikator memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam berkomunikasi serta memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk pengembangan diri. Berdasarkan latar belakang di atas, perlu dilakukan Workshop tentang peningkatan kompetensi paedagogik dan profesional guru sekolah dasar untuk mengakselerasi era digitalisasi di bidang pendidikan menggunakan pendekatan STEAM berbasis Lesson Study.
Lesson Study Model pembinaan yang dapat mengembangkan dan meningkatkan profesionalisme pendidik melalui pengkajian pembelajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan berlandaskan prinsip-prinsip kolegialitas dan mutual learning untuk membangun learning community dikenal dengan Lesson study (LS). LS dilaksanakan dalam tiga tahapan, yaitu merencanakan (plan), melaksanakan (do), dan merefleksi (see) secara terus menerus dan berkelanjutan. Implementasi lesson study secara berkelanjutan dapat membantu guru mempercepat peningkatan kompetensi paedagogik dan profesionalismenya. Melalui kegiatan LS diharapkan guru-guru yang sudah mengikuti workshop implementasi pembelajaran dengan pendekatan STEAM dapat melakukan pembinaan profesi pendidik melalui pengkajian pembelajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan berlandaskan prinsip-prinsip kolegialitas kepada guru-guru yang lain melalui kegiatan LS