Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Parade Teater PGSD UNS: Menyuarakan Nurani di Panggung Sakral Baluwarti

Solo, 17 Juni 2025 – Sebuah langkah kecil menapaki panggung tua nan sakral, namun menyulut nyala kreativitas yang besar. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Universitas Sebelas Maret (UNS) menggelar Parade Teater PGSD UNS di Rumah Kita Baluwarti, sebuah ruang seni yang lekat dengan sejarah dan kebudayaan Surakarta. Acara ini menjadi bukti nyata bahwa mahasiswa calon guru tidak hanya diajak menjadi pendidik, tetapi juga diajak menyentuh sisi terdalam kemanusiaan melalui seni pertunjukan.

Dipandu oleh Dr. Joko Daryanto, M.Sn. sebagai dosen pengampu mata kuliah teater, serta didukung oleh Karsono, S.Sn., M.Sn. selaku Kaprodi PGSD UNS yang dulu juga aktif dalam dunia teater dan perfilman, kegiatan ini menampilkan enam lakon yang lahir dari interpretasi kreatif mahasiswa angkatan 2022.

Dengan mengusung semangat “seni sebagai refleksi sosial dan ruang ekspresi nurani,” parade ini menghadirkan enam pementasan yang kaya akan makna dan tafsir. Masing-masing kelompok menyuguhkan pertunjukan yang bukan hanya menghibur, tetapi juga menyampaikan keresahan, harapan, dan kritik sosial melalui medium teater.

Pembuka parade adalah naskah legendaris “Bunga Semerah Darah” karya W.S. Rendra, diinterpretasikan secara intens oleh mahasiswa kelas 6D angkatan 2022, diproduseri oleh Dhika Ahmad. Menyusul kemudian, kelompok kelas 6F menampilkan dua karya bertema romansa dan ketegangan batin: “Ritus Interdictus” oleh Olivia Marcha Waskitho dan “Selendang di Ujung Sungai” yang menggambarkan cinta dua insan dari kasta berbeda, yang diangkat oleh zifora.

Daya tarik kultural turut dihadirkan dalam lakon “Kutukan Cinta Bandung Bondowoso” yang dibalut dengan gaya urban dan budaya skena masa kini, menciptakan dialog baru antara mitos dan kekinian, disusun oleh wisnu yang berperan juga pada naskahnya. Disusul oleh “Joko Kendil”, kisah romansa klasik yang dikemas dengan nilai-nilai sosial modern, yang dikemas oleh naila. Parade ditutup dengan interpretasi jenaka dan segar dari dongeng “Ande-Ande Lumut”, yang mengundang tawa sekaligus nostalgia dalam balutan gaya teatrikal kontemporer, yang dipimpin oleh sutradara garang ridwan.

Seluruh pertunjukan menjadi ruang afirmasi bahwa mahasiswa PGSD UNS memiliki kapasitas tidak hanya dalam aspek pedagogis, tetapi juga dalam mengartikulasikan nilai-nilai kemanusiaan, kepekaan sosial, dan kekayaan budaya melalui teater. Lebih dari sekadar tugas akhir atau pertunjukan, Parade Teater PGSD UNS 2025 adalah pentas kehidupan yang mempertemukan pendidikan dan seni secara utuh.